Pages

Monday, February 25, 2013

Ribuan Penduduk Tinggal di 'Kandang'

Kesenjangan memang bisa terjadi di belahan bumi manapun, di bawah kendali kepemimpinan siapa saja, di wilayah manapun, bahkan di bawah paham apapun. Sedikit menyegarkan ingatan saya pribadi, pada rentang tahun 80’an hingga medio 90’an, di negara tetangga kita Philipina yang notabene sistem pemerintahannya copy-paste Amrik punya, terdapat istilah 80 – 20 yang cukup beken kala itu. Angka tersebut muncul disebabkan oleh kesenjangan yang fantastis dan turun-temurun terutama dalam hal kepemilikan lahan/ tanah dimana 80% penduduknya hanya menguasai 20% lahan sedangkan 20% penduduk lainnya menguasai 80% lahan. Huwebatt kan?!! Bahkan mungkin kondisi tersebut belum banyak berubah saat ini.

Beda cerita dengan negara kita yang menganut sistem pemerintahan yang berbeda dengan Philipina, beberapa orang mampu mengkoleksi puluhan tas jinjing dengan banderol 80’an juta per item, sementara pada waktu yang bersamaan puluhan orang di pinggiran pasar kota besar mengkoleksi beras yang berjatuhan dari truk yang membongkar muatannya untuk kemudian dimakan atau dijual. Luar biasa bukan?!

Sebab musabab serta asal muasal sehingga menjadi seperti itu kiranya bisa dilihat dari berbagai sudut pandang dan teori, entah itu komparasi sistem pemerintahan, pembangunan, pemerataan penduduk, bahkan pola pikir masing-masing negara. Setidaknya uraian singkat tersebut cukup mewakili pernyataan pembuka bahwa kesenjangan memang bisa terjadi di manapun.

Belakangan ketika membaca berita melalui portal online, saya menemukan ulasan tentang kesenjangan yang juga mengundang ‘decak kagum’ sambil mengelus dada. Hongkong yang resmi ‘dimerdekakan’ pada tahun 1997 ternyata memiliki problem yang sama. Berdasarkan data instansi terkait di negara tersebut, sekitar 210 ribu penduduknya tinggal dalam ‘apartemen’ berukuran 1,4 meter persegi yang berbatas pagar besi karena mereka berada dalam daftar tunggu penyewa rumah susun subsidi.





 Disebutkan juga dalam ulasannya, biaya sewa tempat tinggal yang lebih menyerupai kandang tersebut adalah HKD 1.300 atau sekitar 1,6 juta rupiah per bulan. Gila nggak si??!